Selasa, 01 Mei 2012

Laporan Magang INSTIPER Yogyakarta


LAPORAN I
PELAKSANAAN MAGANG
MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT
DI PT. BANGUN NUSA MANDIRI (SMART Tbk.)
DESA RIAM KOTA, KECAMATAN JELAI HULI, KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

 

Disusun Oleh:
xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx
08 / 12610 / SPKS


MINAT MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011





         I.       PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diarahkan pada sektor industri, tetapi juga dapat diarahkan pada sektor lain seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan dan lain-lain. Pembangunan jangka panjang secara terpadu akan mengembangkan sumber daya yang dapat diperbaharui melalui sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan dan sektor jasa pendukung dalam kerangka pembangunan modal insan Indonesia yang seluas-luasnya. Pengembangan perkebunan mulai diarahkan pada keterpaduan sektor hulu dan hilir (on- farm dan off –farm) dengan pendekatan industri yang berbasis komoditas. Kelapa sawit merupakan komoditas andalan perkebunan Indonesia dan berdasarkan potensi sumber daya alam yang dimiliki, maka adalah wajar apabila pemerintah mentargetkan agar areal dan produksi kelapa sawit (CPO dan PKO) Indonesia melampaui Malaysia.
Total luas lahan kebun kelapa sawit Indonesia mencapai 7.077.207 ha dengan volume ekspor minyak sawit pada tahun 2009 mencapai 14.628.000 ton. Areal tersebut tersebar di 19 provinsi. Produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia masih lebih rendah dari pada produktivitas potensial. Di pihak lain produk turunan dari CPO dan PKO beraneka ragam (lebih dari 30 macam). Industri hilir minyak kelapa sawit di Indonesia cukup prospektif, karena nilai tambah terbesar diperoleh dari industri hilir ini. Beberapa nilai tambah dari turunan minyak kelapa sawit adalah: surfaktan dan emulsifier 200%, sabun mandi 300%, lilin 300% dan kosmetika 600%. Capaian nilai tambah tersebut sangat tergantung pada dukungan teknologi dan riset dasar sehingga peran perguruan tinggi dalam membangun knowledge-based ekonomi untuk kelapa sawit semakin diperlukan dimasa-masa akan datang (Anonim, 2010b).
Pesatnya pengembangan perkebunan kelapa sawit (ekstensifikasi areal) dan maraknya industri hilir minyak sawit (termasuk biodiesel) memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memang spesifik sesuai dengan karakteristik komoditas bersangkutan. Berdasarkan kenyataan inilah Institut Pertanian STIPER melakukan diversivikasi vertical dengan mendirikan  pendidikan manajemen Budidaya Kelapa Sawit (Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan magang seperti yang tengah dirintis antara Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta dengan PT. Sinar Mas tbk. di Kalimantan Barat khususnya. Program magang kompetensi Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit Instiper Yogyakarta merupakan program intrakuler di Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan magang cukup beragam tergantung pada kemampuan mahasiswa mendapatkan lokasi magang dan relevansinya dengan program studi dan tujuan kegiatan. Dalam kegiatan magang ini mahasiswa bekerja selama 4 bulan di suatu perusahaaan, secara penuh melaksanakan kewajiban dan mendapatkan fasilitas dari perusahaan. Mengikuti sistem secara utuh baik pada aspek teknis, administrasi dan manajerial maupun aspek sosial yang berlangsung di perusahaan.

Selengkapnya Download Disini : 
LAPORAN MAGANG.rar  (Password : instiper1958)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar