LAPORAN I
PELAKSANAAN MAGANG
MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT
DI PT. BANGUN NUSA MANDIRI (SMART Tbk.)
DESA RIAM KOTA, KECAMATAN JELAI HULI, KABUPATEN KETAPANG,
KALIMANTAN BARAT
Disusun Oleh:
xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx
08 / 12610 / SPKS
MINAT MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2011
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi jangka
panjang tidak selalu harus diarahkan pada sektor industri, tetapi juga dapat
diarahkan pada sektor lain seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang
meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan dan lain-lain.
Pembangunan jangka panjang secara terpadu akan mengembangkan sumber daya yang
dapat diperbaharui melalui sektor pertanian, sektor industri, sektor
perdagangan dan sektor jasa pendukung dalam kerangka pembangunan modal insan
Indonesia yang seluas-luasnya. Pengembangan perkebunan mulai diarahkan pada
keterpaduan sektor hulu dan hilir (on- farm dan off –farm) dengan pendekatan
industri yang berbasis komoditas. Kelapa sawit merupakan komoditas andalan
perkebunan Indonesia dan berdasarkan potensi sumber daya alam yang dimiliki,
maka adalah wajar apabila pemerintah mentargetkan agar areal dan produksi
kelapa sawit (CPO dan PKO) Indonesia melampaui Malaysia.
Total luas lahan kebun kelapa
sawit Indonesia mencapai 7.077.207
ha dengan volume
ekspor minyak sawit pada tahun 2009 mencapai 14.628.000 ton. Areal tersebut tersebar di 19 provinsi. Produktivitas
perkebunan kelapa sawit Indonesia masih lebih rendah dari pada produktivitas
potensial. Di pihak lain produk turunan dari CPO dan PKO beraneka ragam (lebih
dari 30 macam). Industri hilir minyak kelapa sawit di Indonesia cukup
prospektif, karena nilai tambah terbesar diperoleh dari industri hilir ini.
Beberapa nilai tambah dari turunan minyak kelapa sawit adalah: surfaktan dan
emulsifier 200%, sabun mandi 300%, lilin 300% dan kosmetika 600%. Capaian nilai
tambah tersebut sangat tergantung pada dukungan teknologi dan riset dasar
sehingga peran perguruan tinggi dalam membangun knowledge-based ekonomi untuk
kelapa sawit semakin diperlukan dimasa-masa akan datang (Anonim, 2010b).
Pesatnya pengembangan
perkebunan kelapa sawit (ekstensifikasi areal) dan maraknya industri hilir minyak
sawit (termasuk biodiesel) memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memang
spesifik sesuai dengan karakteristik komoditas bersangkutan. Berdasarkan
kenyataan inilah Institut Pertanian STIPER melakukan diversivikasi vertical
dengan mendirikan pendidikan manajemen
Budidaya Kelapa Sawit (Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit). Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan magang seperti yang tengah
dirintis antara Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta dengan PT. Sinar
Mas tbk. di Kalimantan Barat khususnya. Program magang kompetensi Sarjana Perkebunan
Kelapa Sawit Instiper Yogyakarta merupakan program intrakuler di Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Kegiatan yang dilaksanakan dalam
kegiatan magang cukup beragam tergantung pada kemampuan mahasiswa mendapatkan
lokasi magang dan relevansinya dengan program studi dan tujuan kegiatan. Dalam
kegiatan magang ini mahasiswa bekerja selama 4 bulan di suatu perusahaaan,
secara penuh melaksanakan kewajiban dan mendapatkan fasilitas dari perusahaan.
Mengikuti sistem secara utuh baik pada aspek teknis, administrasi dan
manajerial maupun aspek sosial yang berlangsung di perusahaan.
Selengkapnya Download Disini :
LAPORAN MAGANG.rar (Password : instiper1958)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar